Majalengka -- Wilayah Cirebon
kini sudah memasuki musim kemarau. Sekali pun kemarau, hujan masih bisa turun
dengan intensitas ringan hingga sedang dan durasi yang singkat.
Plh Kepala BMKG Stasiun
Meteorologi Kertajati, Muhammad Syifa’ul Fuad Alhamidi, menjelaskan wilayah
Cirebon yang terdiri dari Kota dan
Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten
Indramayu saat ini sudah memasuki musim kemarau. Namun hujan masih turun
mengguyur wilayah tersebut.
Kondisi ini, lanjut Fuad,
disebabkan kondisi cuaca dipengaruhi adanya gangguan yang berskala lokal,
regional maupun global. “Diantaranya gangguan Madden Julian Oscillation (MJO),
gelombang atmosfer, gelombang Kelvin atau gelombang Rossby,” tutur Fuad, Senin,
23 Juni 2025. Gangguan cuaca tersebut yang
biasanya menyebabkan meningkatnya curah hujan meski di musim kemarau
Dijelaskan Fuad masih adanya
hujan di musim kemarau ini diprakirakan masih akan berlangsung satu hingga dua
bulan ke depan di wilayah Cirebon. Hanya saja, hujan yang turun skalanya ringan
hingga sedang dan dalam durasi yang
singkat.
“Tapi kami belum bisa
menyimpulkan terjadinya musim kemarau basah,” tutur Fuad saat ditanyakan
fenomena hujan di musim kemarau terkait dengan kemarau basah atau tidak.
Dikarenakan kemarau basah biasanya akan mencakup wilayah yang lebih luas dan
saat ini pun musim kemarau baru saja dimulai.
Selanjutnya BMKG pun senantiasa
mengingatkan warga untuk tetap mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi.
“Petani dan petambak garam juga diminta bisa menyesuaikan pola budidayanya,”
tutur Fuad. Untuk nelayan juga diminta untuk mewaspadai gelombang tinggi di
beberapa perairan pantura, khususnya
Indramayu, Cirebon dan Subang. (Ris)