Walikota Cirebon, Effendi Edo,(tengah) meninjau pengerukan Sungai Cikalong |
Cirebon – Upaya
mengantisipasi potensi banjir saat musim hujan, Wali Kota Cirebon, bersama
jajaran perangkat daerah dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk Cisanggarung,
meninjau pengerukan Sungai Cikalong, Senin, 5 Mei 2025.
Pada kesempatan itu,
Walikota Cirebon, Effendi Edo, mengapresiasi kerja cepat dan kolaboratif dari
BBWS Cimanuk Cisanggarung untuk melakukan pengerukan sejumlah sungai yang ada
di Kota Cirebon. . “Kami mengucapkan terima kasih kepada BBWS Cimanuk
Cisanggarung yang tanggap dalam merespons kebutuhan di lapangan. Ini bentuk
kolaborasi nyata antara pemerintah kota dan pemerintah pusat demi keselamatan
masyarakat,” tutur Edo.
Pada kesempatan itu, Edo juga menekankan bahwa langkah
antisipatif ini bukan hanya untuk merespons bencana, tetapi juga sebagai bentuk
komitmen pemerintah dalam menjaga infrastruktur lingkungan secara
berkelanjutan. Ia berharap masyarakat turut menjaga kebersihan dan tidak
membuang sampah sembarangan di sungai. “Yang paling penting adalah kesadaran
kita bersama. Sungai bukan tempat sampah. Kalau kita rawat bersama, kita bisa
hindari bencana banjir di masa mendatang,” tutur Edo.
Pengerukan Sungai Cikalong merupakan tindak lanjut dari
kunjungan Pemkot Cirebon ke kantor BBWS beberapa waktu lalu.
Kepala BBWS Cimanuk Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, menyampaikan
bahwa pengerjaan sudah dimulai dari muara sungai dan kini dilanjutkan ke bagian
dalam sungai untuk memastikan aliran air tetap lancar. “Kami menindaklanjuti
hasil koordinasi dengan Pak Wali Kota. Kami mulai normalisasi dari muara sungai
sejak pertengahan April, dan sekarang kita masuk ke tubuh sungainya. Ini
merupakan lokus yang sedang kami tangani,” tutur Dwi.
BBWS juga menyusun peta penanganan jangka panjang berdasarkan
kondisi lapangan. Menurut Dwi, sedimentasi yang terjadi saat ini mencapai 1
hingga 2 meter, ditambah pertumbuhan vegetasi liar seperti rumput yang
menghambat aliran sungai. “Idealnya normalisasi sungai dilakukan lima tahun
sekali agar tetap berfungsi maksimal,” jelasnya.
Pengerukan sungai ini dijadwalkan berlanjut ke Sungai
Kedung Pane, yang juga mengalami kondisi serupa. Selain pengerukan, langkah
pemetaan dan identifikasi titik-titik kritis akan dilakukan untuk menentukan
strategi penanganan jangka panjang. (Hid)