Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Kabupaten Cirebon Menurun

 


Kawasan Batik Trusmi


Cirebon – Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Kabupaten Cirebon masih tergolong rendah.

 

“Kita memang kuat di wisata religi, sejarah dan budaya. Wisata itu yang selama ini diminati masyarakat. Tapi memang untuk wisatawan asing masih sangat terbatas,” tutur Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, Jumat, 2 Mei 2025.

 

Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cirebon yang tercantum dalam publikasi Cirebon Dalam Angka 2025, jumlah kunjungan wisatawan asing pada 2024 lalu hanya mencapai 5.454 orang. Kunjungan wisman ini menurun drastis dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 14.227 orang. Sedangkan kunjungan wisatawan domestik pada 2024 lalu mencapai 1.091.575 orang pada 2024. Jika digabungkan, total kunjungan wisatawan ke Cirebon sepanjang 2024 mencapai 1.097.029 orang.

 

Capaian ini sebenarnya mengakhiri periode empat tahun yang suram, dimana jumlah kunjungan wisatawan tidak pernah mencapai angka satu juta. Pada 2019 lalu jumlah kunjungan wisatawan sudah mencapai 1.484.010. Namun seiring dengan pandemi Covid 19, kunjungan wisatawan terus menurun.  Pada 2021 lalu misalnya, kunjungan wisatawan hanya mencapai 453.282 orang.

 

Angka tersebut diakui Imron menunjukkan bahwa Kabupaten Cirebon kurang bisa bersaing sebagai destinasi wisata internasional. “Kabupaten Cirebon tidak memiliki daya tarik kuat untuk pasar luar negeri. Penurunan ini menjadi alarm bagi pemerintah daerah untuk mengevaluasi strategi promosi, infrastruktur, dan kualitas destinasi yang ditawarkan,” tutur Imron.

 

Diakui Imron, promosi internasional lemah, akses belum optimal, dan fasilitas penunjangnya belum bertaraf global menjadi sejumlah alasan penurunan wisman ke Cirebon. Dibandingkan kota-kota lain di Jawa seperti Yogyakarta, Bandung, bahkan Banyuwangi, Cirebon masih belum muncul dalam peta wisata global. “Ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah daerah dan pelaku industri untuk mengembangkan narasi pariwisata yang lebih menarik dan kompetitif,” tutur Imron.

 

Selanjutnya Imron pun meminta kepada instansi terkait untuk lebih aktif mengikuti promosi pariwisata internasional, menjalin kerja sama dengan agen perjalanan luar negeri, serta menampilkan sisi lain Cirebon yang selama ini belum diangkat, seperti kekayaan kuliner, ekowisata, hingga seni tradisional yang otentik. “Wisatawan asing bukan sekadar butuh tempat indah, tapi pengalaman budaya yang otentik. Cirebon punya itu semua, tinggal bagaimana dikemas dan ditawarkan dengan cara yang relevan secara global,” tutur Imron. (Hid)

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Lebih baru Lebih lama