Warga menerjang banjir yang menggenangi lingkungan mereka |
Cirebon - Ratusan kejadian kebencanaan telah terjadi di Kabupaten Cirebon sepanjang tahun ini.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Ikin Asikin, menjelaskan bahwa sepanjang Januari hingga November 2025 telah terjadi 160 kejadian kebencanaan yang tersebar di 151 desa. Akibat kejadian kebencanaan tersebut lebih dari 8 ribu rumah telah terendam banjir, empat rumah rusak berat, 100 rumah dan 65 rumah ibadah mengalami rusak ringan. Selain itu 20 ribu kepala keluarga (KK) atau 50 ribu jiwa juga terdampak banjir.
“Banjir menjadi bencana paling besar dan berulang di Kabupaten Cirebon,” tutur Ikin, Senin, 8 Desember 2025. Ada pun penyebab banjir terutama dikarenakan kiriman ari dari wilayah hulu dan tingginya sedimentasi di Sungai Ciberes. “Meski BBWS telah melakukan normalisasi di Sungai Cisanggarung, namun hasilnya belum mampu memberikan dampak signifikan,” tutur Ikin. Ini dikarenakan sejumlah sungai pembuang seperti Lebak Putat dan Lebak Lamaran sedimentasinya sudah sangat tinggi, sehingga tidak mampu menahan debit air saat hujan lebat turun.
Pada kesempatan yang sama Ikin pun mengungkapkan bahwa selain banjir, bahwa BPBD Kabupaten Cirebon mencatat ada sembilan ancaman bencana di wilayah mereka. Mulai dari banjir, cuaca ekstrem, rob, hingga gempa bumi. “Namun empat di antaranya dinilai paling mendesak untuk ditangani secara komprehensif, yakni banjir, cuaca ekstrem, longsor, serta kebakaran hutan dan lahan,” tutur Ikin.
Untuk itu, lanjut Ikin, BPBD mendorong mendorong untuk terus memperkuat sistem pencegahan. “Kita bukan hanya bicara mengenai penanganan bencana. Tapi juga memperkuat sistem pencegahan. Tentu kami tidak bisa sendiri namun dibutuhkan kolaborasi hulu hingga hilir,” tutur Ikin.
Untuk memperkuat sistem pencegahan dan mitigasi, BPBD merekomendasikan beberapa langkah strategis. Mulai dari penerapan sumur resapan dan biopori di kawasan padat penduduk, pembangunan sodetan di daerah aliran sungai (DAS) kritis, pembangunan DAM untuk mengendalikan debit air, hingga penguatan kerja sama lintas daerah untuk pengelolaan kawasan hulu. (Nay)