Seorang warga menuntunn motornya yang mogok akibat nekat menerjang banjir di Banyalangu, Gegesik, Kabupaten Cirebon |
Cirebon -- BPBD Kabupaten Cirebon rutin melakukan pemantauan
wilayah yang selama ini rentan diterjang bencana setiap musim penghujan.
“Kami terus memantau perkembangan wilayah yang menjadi langganan
bencana alam. Baik di wilayah timur maupun wilayah barat,” tutur Kepala
Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon, Ikin Asikin, Jumat, 5 Desember 2025. Untuk
wilayah timur, lanjut Ikin, wilayah yang sering diterjang bencana,khususnya
banjir tersebar di Kecamatan Waled, Ciledung, dan Gebang, Sedangkan di wilayah
barat yaitu di Kecamatan Gegesik dan sekitarnya.
Salah satu pemantauan yang dilakukan ialah melihat debit air
sungai. Hal itu dilakukan lantaran hampir 80 persen penyebab banjir di
Kabupaten Cirebon berasal dari luapan air sungai. “Sehingga kita pantau debit
sungai, apalagi kalau misalkan daerah hulunya hujan lebih dari satu jam, debit
sungai terus kita pantau,” tutur Ikin.
Pada kesempatan yang sama Ikin pun menambahkan bahwa Pemkab
Cirebon telah resmi mengeluarkan status Siaga Bencana Hidrometeorologi melalui
SK yang ditandatangani Bupati Cirebon.”Itu artinya, Kabupaten Cirebon kini
dalam posisi siaga menghadapi bencana hidrometeorologi dan berlaku hingga Maret
2026 mendatang,” tutur Ikin.
Penerbitan SK siaga bencana hidrometeorologi ini menyusul
sudah cuaca ekstrem di Kabupaten Cirebon yang sudah berlangsung sejak beberapa
pekan lalu. Munculnya cuaca ekstrem ini diketahui dari intensitas hujan yang
semakin tinggi. “Intensitas hujan semakin tinggi sehingga kesiapsiagaan bencana
hidrometeorologi harus dilakukan,” jelas Ikin.
Ikin juga memastikan bahwa semua personel BPBD dan peralatan
penanggulangan bencana yang dimiliki BPBD Kabupaten Cirebon sudah benar-benar
siap. Sehingga ketika terjadi bencana, penanganan juga telah siap dilakukan.
“Tapi BPBD tidak bisa bergerak sendiri, tapi butuh partisipasi aktif
masyarakat,” jelas Ikin. Untuk itu, BPBD Kabupaten Cirebon juga telah membentuk
Desa Tangguh Bencana (Destana) di mana di dalamnya ada keterlibatan warga yang
kita berikan cara penanggulangan bencana. (Kis)